Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Mungkin ada yang menyangka bahwa yang paling mulia adalah yang kaya harta, dari golongan konglomerat, yang cantik rupawan, yang punya jabatan tinggi, berasal dari keturunan Arab atau bangsawan. Namun, Allah sendiri menegaskan yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.
Ada sebuah kisah, dalam sebuah hadist yang ditulis dalam tafsir ibnu katsir diceritakan, dari Ibnu Abi Malikah berkata,
“Pada hari penaklukan kota Mekkah, Bilal naik ke atas Ka’bah lalu mengumandangkan Azan. Sebagian orang berkata, ‘apakah seorang hamba yang hitam itu mengumandangkan adzan di atas Ka’bah?’, sebagian yang lain berkata, ‘jika Allah murka, pastilah dia akan mengubahnya’. Maka turunlah ayat ini {QS. Al-Hujurot [49]:13}.” (H.R. Ibnu Abi Hatim)
Ayat yang patut jadi renungan saat ini adalah firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Imam Ath Thobari rahimahullah berkata,
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian –wahai manusia- adalah yang paling tinggi takwanya pada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia." (Tafsir Ath Thobari, 21:386)
Ibnu katsir rahimahullah juga berkata dalam tafsirnya,
“Allah Ta’ala memberitahukan kepada manusia bahwa mereka diciptakan dari satu sumber(Adam), yang darinya diciptakan pasangannya (Hawa), dari keduanya terlahirlah bangsa-bangsa. Akan tetapi merujuk pada awal penciptaannya, maka manusia berasal dari bahan yang sama(Tanah). Oleh karenanya, ayat ini diletakkan setelah ayat-ayat pelarangan untuk saling menghina dan merendahkan, gihbah, dan sebagainya, karena manusia harus menyadari bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Tidak ada yang menjadikan seseorang lebih mulia dari orang lain, melainkan satu hal, yaitu ketakwaan.
Diriwayatkan dari abu Hurairoh Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi dia melihat kepada hati dan amalan kalian"
Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 169,
“Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan bukan dilihat dari keturunan kalian”
Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كرم الدنيا الغنى، وكرم الآخرة التقوى.
“Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun a seseorang di akhirat karena takwanya.” Demikian dinukil dalam tafsir Al Baghowi. (Ma’alimut Tanzil, 7: 348)
Komentar
Posting Komentar
Jika ada kesalahan, mohon agar diluruskan
Jika ada kritik/saran, silahkan diajukan
Harap tinggalkan Jejak dengan nmenyertakan apresiasi maupun komentar dan saran anda yang membangun. Agar memberi motivasi bagi kami dalam menegakkan syiar Islam, In Syaa Allah.
Barakallah, syukron telah berkunjung