Karya Ilmiyah Perlombaan MNC Ke-4 DEMA STID Mohammad Natsir
Nama: Abrar Karim
Semester: VIII KPI
SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR
BEKASI - 2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik Palestina merupakan salah satu konflik terpanjang dan paling kompleks di dunia, melibatkan berbagai pihak internasional dan regional. Pada mulanya palestina merupakan bagian dari kekuasaan Turki ‘Utsmâni dalam waktu yang cukup lama. Namun peperangan mengakibatkan berpindahnya kekuasaan atas tanah palestina (khususnya) ke pihak Imperialisme Inggris pada tahun 1917. Kemudian penjajah Ingris memberikan sebagian tanah Palestina kepada Yahudi yang akan membangun sebuah Negara pada tanggal 15 Mei 1948.
Sejak saat itulah konflik ini telah menjadi isu sentral dalam politik Timur Tengah dan dunia Islam. Beberapa konflik diantaranya pengaruh agama, politik, dan ekonomi ini menjadikannya sebagai topik yang penting untuk dikaji lebih dalam, khususnya dari perspektif dunia Islam yang memiliki keterkaitan emosional dan historis dengan Palestina.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, beberapa pertanyaan utama yang menjadi fokus adalah:
Bagaimana sejarah dan perkembangan konflik Palestina?
Apa pandangan dan sikap dunia Islam terhadap konflik ini?
Upaya apa saja yang telah dilakukan oleh negara-negara Islam dalam mendukung kemerdekaan Palestina?
Apa tantangan yang dihadapi dalam proses mencapai kemerdekaan Palestina?
Apa strategi masa depan untuk mencapai kemerdekaan Palestina?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan konflik Palestina.
Untuk mengetahui pandangan dan sikap dunia Islam terhadap konflik ini.
Untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh negara-negara Islam dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam proses mencapai kemerdekaan Palestina.
Untuk mengetahui strategi masa depan untuk mencapai kemerdekaan Palestina.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Konflik Palestina
Konflik Palestina berakar dari akhir abad ke-19 ketika gerakan Zionisme muncul di Eropa dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di tanah yang dianggap sebagai tanah nenek moyang mereka, yaitu Palestina. Pada saat itu, Palestina merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman dan mayoritas penduduknya adalah Arab Muslim dan Kristen. Pada awal abad ke-20, dengan meningkatnya imigrasi Yahudi ke Palestina dan pembelian tanah oleh kelompok-kelompok Zionis, ketegangan antara penduduk Arab dan Yahudi mulai meningkat.
Setelah Perang Dunia II, dengan dukungan internasional terutama dari Inggris dan Amerika Serikat, PBB mengusulkan pembagian Palestina menjadi dua negara: satu Yahudi dan satu Arab. Pada tahun 1947, Resolusi PBB 181 ini disahkan dengan dibentuknya sebuah komite khusus yang menangani Palestina yang bernama UNSCOP (United Nations Special Commuttee On Palestine), tentu saja hal ini ditolak dan ditentang oleh negara-negara Arab dan penduduk Arab Palestina.
Pada 14 Mei 1948, Inggris menyerahkan Mandat kekuasaannya atas tanah Palestina (Palestina dibawah kekuasaan Inggris setelah keruntuhan Turki Ustmani) kepada Yahudi dan memproklamasikan berdirinya negara Israel yang kemudian diakui oleh Amerika Serikat, segera disusul oleh perang antara negara baru ini dengan negara-negara Arab tetangga pada tanggal 5 Juni 1967 yang lebih dikenal dengan ‘Perang Enam Hari’, yang dimulai oleh Israel dengan melakukan penyerangan kepada pangkalan udara Mesir, Israel takut Mesir akan melakukan invasi oleh Mesir yang telah mempersiapkan 100.000 pasukan dan 1.000 Tank yang telah disiagakan diperbatasan dan memanggil negara-negara arab untuk bersatu melawan Israel. Sebagaimana namanya, perang ini terjadi selama 6 hari di Suriah, namun sangat disayangkan sekali bahwa hasilnya dimenangkan oleh Israel yang mendapatkan tanah tepi Barat, Yerussalem Timur, Dataran Tinggi Golan, Semanjung Sinai, dan juga Jalur Gaza.
B. Palestina dalam Perspektif Agama Islam
Palestina memiliki makna religius yang mendalam bagi umat Islam. Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem adalah salah satu situs paling suci dalam Islam, ketiga setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Yerusalem juga merupakan tempat terjadinya peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Palestina dan Yerusalem memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi umat Islam di seluruh dunia, sehingga menjadikannya pusat perhatian dalam konflik tersebut.
Negara-negara Islam secara umum memiliki sikap yang kuat dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Sebagian besar negara-negara ini tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang secara konsisten menyuarakan dukungan politik dan diplomatik bagi Palestina. OKI, yang didirikan pada tahun 1969 setelah pembakaran Masjid Al-Aqsa, menjadikan isu Palestina sebagai agenda utama. Resolusi dan deklarasi yang dihasilkan oleh OKI selalu menegaskan hak-hak rakyat Palestina untuk memiliki negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengeluarkan banyak resolusi dan deklarasi yang mendukung perjuangan Palestina. Pada KTT OKI di Istanbul pada tahun 2017, misalnya, OKI mengeluarkan Deklarasi Istanbul yang menegaskan kembali komitmen dunia Islam untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam keputusan beberapa negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. OKI juga aktif dalam mendesak komunitas internasional untuk menghormati hak-hak asasi rakyat Palestina dan mengupayakan solusi dua negara sebagai penyelesaian konflik yang adil dan permanen.
C. Upaya Dunia Islam dalam Mendukung Kemerdekaan Palestina
1. Diplomasi dan Resolusi Internasional
Negara-negara Islam telah secara aktif menggunakan platform diplomatik untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), negara-negara ini telah mengadvokasi hak-hak Palestina di berbagai forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). OKI secara rutin mengeluarkan resolusi yang mendukung kemerdekaan Palestina dan mengutuk tindakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia. Selain itu, banyak negara anggota OKI yang secara individu mengajukan dan mendukung resolusi di PBB yang mendesak penghentian pendudukan Israel dan mendukung solusi dua negara.
2. Bantuan Kemanusiaan dan Ekonomi
Negara-negara Islam juga memberikan bantuan kemanusiaan dan ekonomi yang signifikan kepada Palestina. Misalnya, Arab Saudi, Turki, dan Qatar telah memberikan bantuan finansial besar untuk mendukung pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan di Palestina. Banyak organisasi non-pemerintah (NGO) dari negara-negara Islam yang aktif memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah-wilayah yang terkena dampak konflik, seperti Jalur Gaza. Bantuan ini bertujuan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina akibat blokade dan agresi militer Israel.
3. Dukungan dari Organisasi Non-Pemerintah (NGO) dan Aktivis Muslim
Selain dukungan dari pemerintah, berbagai organisasi non-pemerintah (NGO) dan aktivis dari dunia Islam juga memainkan peran penting dalam mendukung perjuangan Palestina. Organisasi seperti Islamic Relief, Turkish Red Crescent, dan berbagai NGO lainnya melakukan kampanye kesadaran global, mengumpulkan dana, dan menyediakan bantuan langsung di lapangan. Para aktivis Muslim di seluruh dunia sering mengadakan demonstrasi, seminar, dan kampanye media sosial untuk mendukung Palestina dan menekan pemerintah mereka agar mengambil tindakan lebih tegas terhadap Israel.
D. Tantangan dan Hambatan Menuju Kemerdekaan Palestina
1. Faktor Internal di Palestina
Tantangan utama yang dihadapi dalam perjuangan menuju kemerdekaan Palestina adalah konflik internal di antara faksi-faksi politik Palestina, terutama antara Fatah dan Hamas. Ketidaksepakatan dan persaingan antara kedua kelompok ini telah menghambat upaya untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional yang kuat dan efektif. Ketidakstabilan politik internal ini juga melemahkan posisi Palestina dalam negosiasi internasional dan merusak solidaritas di antara penduduk Palestina sendiri.
2. Pengaruh Politik Internasional
Pengaruh dan intervensi politik internasional juga menjadi hambatan signifikan dalam mencapai kemerdekaan Palestina. Dukungan kuat Amerika Serikat kepada Israel, termasuk bantuan militer dan diplomatik, sering kali menjadi penghalang utama dalam proses perdamaian. Selain itu, kebijakan luar negeri negara-negara besar lainnya, seperti Rusia dan negara-negara Eropa, yang sering kali dipengaruhi oleh kepentingan politik dan ekonomi mereka, juga turut memperumit situasi. Perpecahan dalam komunitas internasional mengenai solusi konflik Palestina-Israel menyebabkan sulitnya mencapai konsensus global yang mendukung kemerdekaan Palestina.
3. Konflik Internal di Dunia Islam
Selain konflik internal Palestina, perpecahan di antara negara-negara Islam juga menjadi tantangan. Ketegangan sektarian, persaingan regional, dan perbedaan ideologi politik sering kali menghalangi upaya bersama dalam mendukung Palestina. Misalnya, konflik antara Arab Saudi dan Iran mempengaruhi solidaritas dunia Islam terhadap isu Palestina. Negara-negara ini terkadang lebih fokus pada persaingan mereka sendiri daripada bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Palestina.
E. Strategi Masa Depan menuju Kemerdekaan Palestina
Kemerdekaan Palestina masih menghadapi banyak tantangan, namun berbagai skenario dapat dipertimbangkan untuk masa depan. Salah satu skenario adalah realisasi solusi dua negara, di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Ini akan memerlukan dukungan kuat dari komunitas internasional dan kesediaan Israel serta Palestina untuk berkompromi dalam negosiasi. Skenario lainnya termasuk kemungkinan satu negara dengan hak yang sama bagi semua warga negara atau bahkan federasi dengan otonomi internal yang luas bagi Palestina.
1. Strategi Meningkatkan Solidaritas Dunia Islam
Untuk meningkatkan solidaritas dunia Islam dalam mendukung Palestina, beberapa strategi dapat diterapkan. Pertama, memperkuat koordinasi dan kerjasama antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memastikan tindakan kolektif yang lebih efektif. Kedua, meningkatkan kesadaran kepada seluruh dunia Islam mengenai pentingnya dukungan terhadap Palestina melalui media dan pendidikan. Ketiga, menguatkan dialog dan rekonsiliasi di antara negara-negara Islam yang memiliki perbedaan politik dan sektarian untuk menciptakan front persatuan dalam isu Palestina.
2. Peran Generasi Muda Muslim dalam Perjuangan Palestina
Generasi muda Muslim memiliki peran penting dalam mendukung perjuangan Palestina. Mereka dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk meningkatkan kesadaran global tentang isu Palestina dan menggalang dukungan internasional. Menanamkan fakta sejarah kepada generasi muda dan perjuangan para mujahidin kepada sejarah Islam serta kiblat umat Islam yang pertama, yaitu Masjidil Aqso di Palestina. Selain itu, keterlibatan dalam kegiatan kemanusiaan dan advokasi politik dapat memperkuat solidaritas dan dukungan terhadap Palestina.
F. Tanda-Tanda Kemerdekaan Palestina
Masa kemerdekaan Palestina pada saat ini seakan-akan terasa semakin dekat, berbagai perbincangan internasional bersama forum PBB menjadi momentum yang baik bagi Palestina untuk mencapai kemerdekaan, sebagaimana yang disampaikan dalam media online Antara News pada tanggal 24 Mei 2024 yang berjudul ‘Turki: Makin banyak yang akui negara Palestina, Israel makin terkucil’. Diantaranya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Peningkatan Pengakuan Internasional:
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, menyatakan bahwa semakin banyak negara, terutama di Eropa, yang mengakui Palestina sebagai negara, yang secara efektif mengisolasi Israel dan sekutunya. Pengakuan ini penting untuk memperkuat posisi Palestina di panggung internasional dan mendesak masyarakat internasional untuk bertindak menghentikan kekerasan di Gaza
2. Dukungan dari Negara-negara Muslim:
Dalam forum internasional, negara-negara seperti Turki dan Venezuela menunjukkan dukungan yang kuat terhadap Palestina. Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil, mengutuk tindakan Israel sebagai genosida dan menegaskan kembali komitmen negaranya untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Kedua negara ini berkoordinasi dalam platform internasional untuk menghentikan kekerasan di Gaza dan mengakui Palestina sebagai negara.
3. Advokasi di PBB:
Berbagai sidang Dewan Keamanan PBB pada tahun 2023 menyoroti kekerasan yang terus meningkat di Palestina dan kebutuhan mendesak untuk penghentian kekerasan serta bantuan kemanusiaan yang tak terhalang. Negara-negara anggota OKI terus mendesak resolusi untuk mendukung hak-hak Palestina dan menentang perluasan pemukiman Israel yang illegal.
4. Solidaritas di Tingkat Regional:
Dukungan regional juga terlihat dalam konferensi-konferensi dan pertemuan bilateral antara negara-negara Muslim dan sekutu mereka, seperti Turki dan Venezuela, yang menegaskan pentingnya solidaritas dan kerja sama untuk mendukung perjuangan Palestina.
BAB III
PENUTUP
Konflik Palestina-Israel adalah salah satu isu paling kompleks dan lama dalam sejarah modern, dengan akar yang mendalam dalam sejarah, agama, dan politik internasional. Dunia Islam memiliki keterkaitan emosional dan historis yang kuat dengan Palestina, yang tercermin dalam berbagai upaya diplomatik, bantuan kemanusiaan, dan dukungan politik. Meskipun demikian, banyak tantangan internal dan eksternal yang menghambat kemerdekaan Palestina. Konflik internal Palestina, perpecahan di antara negara-negara Islam, serta pengaruh dan intervensi politik dari negara-negara besar menjadi hambatan utama dalam mencapai solusi yang adil dan damai.
Peran dari negara-negara Islam seperti Arab Saudi, Iran, Turki, Indonesia, dan lainnya sangat penting dalam mendukung perjuangan Palestina. Dukungan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari bantuan ekonomi dan kemanusiaan hingga advokasi diplomatik di forum internasional. Namun, untuk mencapai kemerdekaan Palestina, diperlukan upaya yang lebih terkoordinasi dan strategis, termasuk meningkatkan solidaritas di antara negara-negara Islam dan melibatkan generasi muda dalam perjuangan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Misri A. Muchsin, “PALESTINA DAN ISRAEL: Sejarah, Konflik dan Masa Depan,” Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Vol. 39, No. 02 (Desember 2015): Hlm. 398.
Bernadette Aderi Puspaningrum, “Konflik Israel-Palestina (1): Gerakan Zionisme sampai Mandat Palestina Halaman all - Kompas.com,” diakses 28 Mei 2024, https://www.kompas.com/global/read/2021/05/14/164727170/konflik-israel-palestina-1-gerakan-zionisme-sampai-mandat-palestina?page=all.
Fawzy Al-Ghadiry, Sejarah Palestina, Asal-Muasal konflik Palestina-Israel (Temanggung: Desa Pustaka Indonesia, 2020), Hal. 75.
Rosdiana, “Perang Enam Hari (Perang Arab-Israel Tahun 1967),” Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol. 6, No. 2 (2023): Hal. 1356.
Al-Jazeera, Sejarah Al-Aqsa dan Signifikansinya dalam Islam, 2020, website resmi Al-Jazeera, Diakses Pada 27 Mei 2024, https://www.aljazeera.com/news/2020/05/history-of-al-aqsa-and-its-significance-in-islam.
PBB, Resolusi OKI tentang Palestina, 2019, website resmi PBB, Diakses pada 27 Mei 2024, https://www.un.org/press/en/2019/oic-resolution-palestine.
OKI, Deklarasi Istanbul 2017, website resmi OKI, 2017, Diakses pada 27 Mei 2024 https://www.oic-oci.org/documents/declaration-istanbul-2017.
Tibi, Diplomasi Dunia Islam dalam Isu Palestina, Penerbit Al-Mawardi, 2018, Jakarta.
Said, Bantuan Kemanusiaan Dunia Islam untuk Palestina, Pustaka Islamika, 2019, Bandung.
Amir, Peran NGO dan Aktivis Muslim dalam Mendukung Palestina, Penerbit Lentera Hati, 2020, Yogyakarta.
Tamimi, Politik Internal Palestina: Konflik Fatah-Hamas, Penerbit Sinar Harapan, 2019, Jakarta.
Beck, Peran Internasional dalam Konflik Palestina-Israel, Pustaka Demokrasi, 2020, Bandung.
Ali, Perpecahan Dunia Islam dan Implikasinya terhadap Palestina, Penerbit Hikmah, 2018, Yogyakarta.
Rahman, Strategi Meningkatkan Solidaritas Dunia Islam, Penerbit Hikmah, 2019, Bandung, hlm. 85).
Azzam, Peran Generasi Muda Muslim dalam Perjuangan Palestina, Penerbit Cendekia, 2021, Yogyakarta.
Nurhadi, Konflik Palestina-Israel: Peran dan Tantangan Dunia Islam, Penerbit Mizan, 2021, Jakarta.
Ahmad Nasution antaranews.com, “Turki: Makin banyak yang akui negara Palestina, Israel makin terkucil,” Antara News, 24 Mei 2024, https://www.antaranews.com/berita/4119690/turki-makin-banyak-yang-akui-negara-palestina-israel-makin-terkucil.
Komentar
Posting Komentar
Jika ada kesalahan, mohon agar diluruskan
Jika ada kritik/saran, silahkan diajukan
Harap tinggalkan Jejak dengan nmenyertakan apresiasi maupun komentar dan saran anda yang membangun. Agar memberi motivasi bagi kami dalam menegakkan syiar Islam, In Syaa Allah.
Barakallah, syukron telah berkunjung